Jeda


Perjalanan yang entah kapan akhirnya membuat diri ini kadang merasa lelah. Bukan hanya raga, jiwa pun diuji tiada kira. Menyerah bukanlah pilihan yang tetap. Pada akhirnya, jeda pun menjadi opsi agar diri ini me-refresh serta menelaah segala langkah yang telah lalu.

Untuk langkah yang lebih panjang, untuk hal-hal baru yang akan datang. Diri ini perlu mengevaluasi dan mempersiapkan bekal dengan baik. Sakit dan kecewa menjadi cambuk diri untuk terus memperbaiki. Air mata yang terjatuh, peluh yang mengucur menjadi teman perjuangan selanjutnya.

Ku ambil napas panjang, ku hembuskan perlahan, ku pejamkan mata sejenak, ku dapati jauh membentang panorama indah memanjakan mata. Diri ini kembali menemukan, diri ini kembali mendapatkan secercah cahaya dalam pelukan, menjadi penguat dan petunjuk. 

Langkah ini tetap sendiri, senyum terukir, keyakinan dalam hati menguatkan ku untuk tetap melanjutkan perjalanan. Apa yang tertinggal dibelakang adalah kenangan dan biarkan ia jadi pelajaran. 

Saatnya kembali menatap kedepan, ada harapan, cita, mimpi yang harus diwujudkan. Tidak mudah, jalanku tak akan mudah. Namun, aku pasti bisa melaluinya. 

Jeda yang telah ku ambil membuat diri ini menyadari bahwa menggebu-gebu dalam suatu hal akan membuat diri ini lebih cepat lelah dan perlahan mengikis semangat dalam dada. Semua memiliki waktunya, ambillah jeda untuk sejenak me-refresh semangat diri. Segeralah kembali setelah waktu jeda usai. Dan ingatlah bahwa sang waktu tak pernah menunggumu.

Ngawi, 16/10/24
_aabidah

Komentar