Menulislah!

 Dear Juli...



Beberapa hari ini aku sedang membaca buku karya Kang Maman, tapi belum selesai sih. Judul bukunya "Aku Menulis Maka Aku Ada". Keren banget kan. Aku membacanya lewat aplikasi Ipusnas, karena belum kesampaian beli buku fisiknya.😒 Tapi tidak mengapa yang terpenting kita tetap membaca. 😊


Dari apa yang telah aku baca ada poin yang aku ingin bagi dengan kalian semua, yaitu tentang menulis. Mungkin untuk sebagaian orang menulis itu susah, bahkan susah banget. Ada juga yang menganggap menulis itu mudah, mudah banget malah. Ya itu tergantung pribadi masing-masing sih. 😁

Kalau menurut aku sendiri, menulis itu susah-susah gampang. Susahnya saat kita memikirkan mau nulis apa, mood yang berantakan, tidak ada dukungan, dsb. Kalau gampangnya ya tanpa aku sadari dalam keadaan apapun, senang, sedih, galau, marah, kecewa, apapunlah, aku tetap menulis walau hanya satu atau dua kata.


Saat membaca buku ini aku cukup tersadarkan, Kang Maman dalam buku ini berkisah bahwa berawal dari sebuah cuitan bisa saja menjadi buku. 

"...Percayalah, dari 26 huruf, akan lahir kata, kalimat, alinea, naskah, dan buku yang tak terbatas jumlahnya."


Menulis adalah suatu proses pengungkapan. Buat aku, dengan menulis aku bisa merasakan kelegaan, kehangatan, kedamaian dalam hati, bahkan kebahagiaan. Karena dengan menulislah aku bisa mencurahkan segala sesuatu, yang terkadang orang terdekatku pun tidak tahu. Segala resah dan gelisah, amarah, dendam, kekecewaan, kesedihan, kebahagiaan, semua rasa yang tak bisa ku ungkapkan pada orang lain aku curahkan dalam tulisan. Disitulah aku mendapat kelegaan dan ketenangan.


Kembali lagi ke buku, dalam proses menulis kita tak akan lepas dengan membaca. Menulis dan membaca, membaca dan menulis. Sesuatu yang tak akan terpisahkan.

"... maka mulailah menulis, baca kembali, tulis ulang, baca kembali, tulis ulang, uang, uang, ulang, uang, uang, ulang, ulang, ulang, dan tulis dengan tulus..."


Menulis dan membaca adalah salah satu cara healing terbaik. Karena kita duduk santai dirumah jiwa dan pikiran kita bisa jauh menjelajah. Dengan membaca kita akan tau luasnya sejarah dunia. Dengan menulis kita akan menjadi sejarah itu sendiri.


Ingat kata Pramoedya Ananta Toer,

"Menulislah, suaramu takkan padam ditelan angin, abadi, sampai jauh dikemudian hari".



Ngawi, 2 Juli 2022

Komentar